Pelayanan bimbingan dan konseling (Tohirin, 2008: 39) khususnya di sekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi, yaitu “(1) fungsi pencegahan (preventif), (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, dan (8) perbaikan (kuratif), serta (9) advokasi.”
Dalam pelaksanaan sifat bimbingan sebagai bagian integral program sekolah, Padmono menyatakan terdapat tiga fungsi bimbingan (2002: 37-38), yaitu: fungsi penyaluran (distributive), fungsi adaptasi (adative), serta fungsi penyesuaian
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai pencegahan (preventif), pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian, pengembangan, dan perbaikan (kuratif), serta advokasi agar manusia (individu) mampu memahami potensi-potensi insaniah-nya, dimensi-dimensi kemanusiaannya, termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternatif pemecahannya.
A. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Melayani siswa di sekolah terutama yang jumlahnya banyak, perlu memperbanyak guru pembimbing profesional lulusan S1 bimbingan dan konseling. Hal ini akan menjaga citra sekolah tersebut dan citra bimbingan dan konseling yang selama ini banyak tercemar berhubung dilakukan oleh bukan guru pembimbing yang bekerja dengan tidak profesional. Perbandingan antara seorang guru pembimbing dengan siswa adalah maksimal 1:200, artinya setiap seorang guru pembimbing melayani 200 siswa selama satu tahun. Dengan demikian, pembimbing akan dapat memberikan layanan konseling individual dan bimbingan kelompok secara terencana.
Berdasarkan kurikulum SMU 1994 (Sofyan, 2004: 33), kegiatan layanan bimbingan dan konseling terdiri dari: “(1) layanan orientasi; (2) layanan informasi; (3) layanan bimbingan penempatan dan penyaluran; (4) layanan bimbingan belajar; (5) layanan konseling perseorangan (individual); dan (6) layanan bimbingan kelompok.”
Tohirin berpendapat bahwa jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah (2008: 141-195) meliputi:
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno orientasi berarti tatapan ke arah depan sehingga memperoleh sesuatu yang baru dan inovatif.
2. Layanan Informasi (information)
Menurut Winkel layanan informasi merupakan suatu layanan yang bertujuan untuk mencari kekurangan informasi yang diperlukan oleh individu sehingga dapat terpenuhi dengan baik.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan menurut Winkel adalah usaha membantu siswa untuk merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan madrasah dan sesudah tamat, serta memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
4. Layanan Penguasaan Konten
Menurut Prayitno layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa), baik sendiri maupun kelompok sehingga menguasai kemampuan atau kompetensinya melalui kegiatan belajar.
5. Layanan Konseling Perorangan
Menurut Payitno layanan konseling perorangan merupakan layanan yang diselenggarakan oleh seorang pembimbing (konselor) untuk diberikan kepada seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien tersebut.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Merupakan suatu cara memberikan bantuan/bimbingan kepada individu (dalam hal ini siswa) melalui kegiatan yang dilakukan secara berkelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
Adalah suatu upaya pembimbing/konselor untuk membantu memecahkan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok sehingga tercapai perkembangan yang optimal.
8. Layanan Konsultasi
Layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang konsulti sehingga memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan yang dialami pihak ketiga.
9. Layanan Mediasi
Suatu kegiatan yang menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah sehingga terjalin kembali hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak maka kedua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait.
Untuk memberikan bekal semaksimal mungkin tentang bagaimana melaksanakan bimbingan terhadap berkurangnya permasalahan di kelas dan meningkatkan layanan bimbingan pada anak yang lebih efektif, Padmono (2002: 39-48) mengemukakan perlu diadakannya pengumpulan data, layanan informasi dan orientasi, serta layanan bimbingan kelompok
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis layanan dan konseling yang terdapat di sekolah dan madrasah dilakukan dengan cara yang bervariasi namun yang paling penting ada pada setiap sekolah dan madrasah adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perseorangan (individual), dan layanan bimbingan kelompok. Jenis-jenis layanan ini dapat dilakukan melalui pengumpulan data, layanan informasi dan orientasi sera layanan bimbingan kelompok.
Namun berdasarkan jenis-jenis layanan yang ada seperti jenis data, layanan informasi dan orientasi, maupun layanan-layanan lainnya, senantiasa cenderung menggunakan layanan bimbingan kelompok sebagai metode yang lebih efisien dalam implementasi sifat fungsi bimbingan preventive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar